Benarkah Malin Kundang Durhaka?

Saya sedang meneliti mengenai cerita rakyat mengenai anak durhaka yang menjadi batu. Tentu saja cerita rakyat bertema anak durhaka yang paling terkenal adalah Malin Kundang. Seorang anak muda yang miskin dan bermimpi untuk mendapatkan hidup yang lebih baik dengan merantau, lalu sukses di dunia rantau, dan kembali ke kampung halaman. Malin Kundang yang mendapati ibunya masih sangat miskin dan compang camping merasa malu mengakui ibunya dan akhirnya ibunya mengutuk Malin Kundang menjadi batu.

Buku-buku cerita rakyat selalu memberikan judul Malin Kundang Si Anak Durhaka dan sejenisnya untuk membuat anak-anak paham bahwa cerita rakyat ini memberikan pendidikan kepada anak-anak untuk tidak melupakan orang tua jika sudah sukes. Tapi apakah judul ini sudah tepat? Menurut KBBI sendiri, arti kata durhaka adalah ingkar terhadap perintah (Tuhan, orang tua, dan sebagainya) atau tidak setia kepada kekuasaan yang sah (negara). Apakah dengan tidak mengakui ibunya yang masih hidup miskin berarti Malin Kundang ingkar terhadap perintah orang tuanya? Sehingga Malin Kundang bisa dianggap durhaka.

Sejak kecil kita selalu diajarkan bahwa surga ada di telapak kaki ibu, dan ibu kita adalah orang yang paling berjasa terhadap kita karena sudah mengandung, melahirkan dan membesarkan kita. Namun bukankah tidak semua ibu membesarkan anaknya dengan baik dan benar? Bagaimana dengan seorang ibu yang membesarkan anaknya dengan seadanya, tidak memberikan yang terbaik, namun mengharapkan anaknya membalas jasanya dengan bekerja keras setengah mati dan memberikan kehidupan yang nyaman kepada ibunya? Wajarkah seorang anak dianggap durhaka karena ia tidak mengakui ibunya yang tidak membesarkannya dengan sepenuh hati?

Comments

Popular posts from this blog

Sastra Korea UI? Hmmm......

인도네시아 민요 소개

Call for Applications: 2022-2023 LG Global School