Dongeng Penebang Kayu dan Bidadari (Bagian 2)


Garis besar cerita “Penebang Kayu dan Bidadari” di Korea adalah sebagai berikut.

Seorang penebang kayu sedang mencari kayu di gunung saat melihat seekor rusa yang dikejar-kejar oleh pemburu. Sang penebang kayu lalu menyembunyikan sang rusa dari sang pemburu. Sang rusa yang merasa berterima kasih kepada sang penebang kayu akhirnya memberi tahu kepada sang penebang kayu bahwa ada bidadari yang mandi setiap hari di gunung. Sang rusa pun memberitahukan kepada sang penebang kayu untuk mengambil selendang sang bidadari dan menyembunyikannya hingga mereka memiliki empat (atau tiga) orang anak.
Sesuai dengan apa yang diinstruksikan sang rusa, sang penebang kayu mencuri salah satu selendang, lalu setelah para bidadari selesai mandi, hanya bidadari yang kehilangan selendangnyalah yang tertinggal di bumi. Sang penebang kayu lalu membawa bidadari tersebut ke rumahnya lalu mereka pun menikah.
Suatu hari setelah sang bidadari melahirkan tiga (atau dua) orang anak, sang penebang kayu menunjukkan selendang sang bidadari atas permintaan sang bidadari. Sang bidadari lalu pura-pura mencoba selendang tersebut lalu terbang ke kahyangan. Suatu hari, sang rusa muncul kembali lalu mengatakan bahwa ia akan menimba air dari sumur, dan jika sang penebang kayu menaiki alat timba tersebut, maka sang penebang kayu bisa naik ke kahyangan dan menemui istrinya.
Seperti yang dikatakan oleh sang rusa sebelumnya, sang penebang kayu yang sekarang hidup di langit dapat hidup bahagia dengan istrinya untuk sementara waktu. Akan tetapi sang penebang kayu rindu dengan ibunya yang ada di bumi sehingga ia turun sementara ke bumi dengan seekor kuda yang diberikan oleh istrinya, sang bidadari. Saat itu, sang bidadari berkata kepada sang penebang kayu untuk tidak turun dari kuda tersebut.
Saat tiba di bumi, sang ibu menyuapkan bubur labu (atau bubur kacang merah) kesukaan sang penebang kayu, namun karena bubur tersebut masih panas, ia tak sengaja menumpahkannya ke tubuh kuda sehingga sang kuda terkejut. Sang kuda yang terkejut lalu membuat sang penebang kayu jatuh ke tanah dan meninggalkan sang penebang kayu untuk kembali ke kahyangan. Sang penebang kayu yang tertinggal sendirian di bumi akhirnya hanya bisa menatap langit setiap hari dalam kesedihan, lalu meninggal. Sang penebang kayu yang meninggal lalu menjadi ayam jantan yang setiap hari naik ke atas atap rumah sambil berkokok menatap langit.

Ada beberapa versi mengenai akhir dongeng ini, salah satunya adalah sang bidadari yang memutus tali timba sang penebang kayu, atau sang penebang kayu yang lulus ujian di kahyangan lalu hidup bahagia di kahyangan, dan sebagainya.

Sumber: Kuliah Prof. Kwon Hyuk-rae dari Yongin University mengenai Cerita Rakyat Korea

Comments

Popular posts from this blog

Sastra Korea UI? Hmmm......

인도네시아 민요 소개

Call for Applications: 2022-2023 LG Global School